Newby Goweser

Virus sepeda ternyata mulai merasuk dalam diri saya. Bermula dari pengalaman saya yang pernah beberapa bulan bergabung bersama salah satu NGO lingkungan internasional, ternyata mata hati saya mulai terbuka (cailehhh…). Saya baru sadar bahwa ternyata untuk menyelamatkan bumi ini dari kerusakan, tidaklah perlu menggunakan cara-cara yang ekstrim dan radikal. Cara sederhana dan mudah pun dapat kita lakukan untuk berkontribusi bagi masa depan bumi ini. Antara lain dengan mematikan lampu yang tidak digunakan, tidak meninggalkan alat elektronik dalam keadaan standby, mengurangi penggunaan plastik, dan menggunakan kendaraan umum untuk berpergian.

Masih banyak cara lain yang bisa kita tempuh untuk lestarinya bumi, salah satunya adalah beralih untuk menggunakan sepeda sebagai alat transportasi. Minimal sebagai transportasi jarak dekat. Nah virus sepeda inilah yang kemudian mampir ke benak saya. Terlebih bapak saya juga sudah memulai menggeluti dunia sepeda dengan aktivitas gowes rutin bersama teman-teman kantornya. Awalnya, kalau mudik, saya coba-coba ikutan gowes bersama bapak dan teman-temannya.

Gowes @ Salatiga Bersama Teman2 Kantor Babe

Setelah menabung dan menabung ditambah subsidi dari bapak, akhirnya jadi juga saya membawa sepeda ke Jakarta. Tujuan utamanya jelas, untuk transportasi sehari-hari dari kosan di daerah Utan Kayu, ke kampus di bilangan Salemba. Jarak yang lumayan dekat, namun cukup membuat tubuh saya penuh dengan peluh. Sehingga, setibanya di kampus, saya harus langsung membilas tubuh, dan ganti pakaian. Kan ga lucu,kalo yang awalnya mau menularkan virus sepeda ke teman-teman kampus, eh yang ada malah jadi menebarkan virus bau badan hehe. Continue reading