Category: Bangkok


IMG_4824Kalau Singapura punya Orchard Road, nah Bangkok juga punya area pusat perbelanjaan (shopping belt) di daerah Siam (Rama Road). Area ini juga yang membuat kami melewatkan kunjungan ke Wat Arun. Adek dan pacar saya yang sudah kecapekan berjalan kaki di Grand Palace dan Wat Pho, tiba-tiba semacam mendapat suntikan tenaga ketika sampai di Siam Area ini. Hehe dasar kalau yang namanya belanja ga ada capeknya.

Karena saat itu sudah sekitar pukul 12 siang, kami memutuskan untuk makan siang dulu di foodcourt nya MBK Center. Berdasarkan buku yang saya baca, foodcourt ini menyediakan banyak pilihan makanan mulai dari yang non-Halal maupun yang Halal. Di sana kita membeli semacam voucher untuk melakukan transaksi di semua counter foodcourt. bila vouchernya sisa, bisa dikonversi ke dalam THB lagi.

MBK Foodcourt

MBK Foodcourt

Selesai makan siang, kami melanjutkan berbelanja di MBK Center. Bangunannya mirip semacam Mall/ITC Abassador Jakarta gitu, tapi ini lebih rapi. Adek dan pacar saya cukup banyak memborong kaos dan pakaian di sini. Saya sendiri membeli beberapa T-shirt khas Thailand yang dibandrol dengan harga nett 100 THB. Selesai dari MBK, kami melanjutkan perjalanan ke Siam Paragon, Discovery Mall, dan Central World. berbeda dengan MBK, ketiga mall yang saya sebutkan terakhir tadi konsep nya lebih lux, ya semacam Grand Indonesia dan Plaza Indonesia kalau di Jakarta. Kami tidak berbelanja apa-apa di tempat tersebut karena dana yang terbatas.

Lalu kami melanjutkan perjalanan ke Pratunam Market, semacam pasar tradisional yang menjual banyak barang dan kerajinan untuk oleh-oleh. Di sini kami kembali memborong beberapa helai T-shirt yang harganya hampir sama dengan di MBK, bedanya di sini harus pintar menawar. Ketika itu sudah menjelang sore hari, dan jalanan di Bangkok berubah menjadi Continue reading

IMG_4573Setelah dua malam sebelumnya sampai di Bangkok, baru hari ini kami benar-benar merasakan detak nadi City of Angels ini. Rencana kami hari ini adalah mengujungi beberapa obyek yang menjadi “must visit” di Bangkok, yaitu: Grand Palace, Wat Po dan Wat Arun yang lokasinya berdekatan. Jauh hari sebelum berangkat, saya sudah banyak melakukan riset kecil-kecilan melalui buku, majalah, blog, website dan milis terkait hal apa saja yang penting kita ketahui sebelum berkunjung ke obyek tersebut. Beberapa poin penting yang saya rangkum dan hasil pandangan mata di lokasi adalah:

1. Dari daerah Khaosan Road, untuk menuju ke Gand Palace bisa ditempuh dengan berjalan kaki. jaraknya cukup dekat, bisa ditempuh dalam 15 menit berjalan kaki. Tidak disarankan untuk menaiki tuk-tuk karena besarnya potensi scam. Scam seperti apa yang bisa terjadi pada kita, akan saya jelaskan pada poin 3.

2. Saat berjalan kaki menuju Grand Palace, anda akan melewati sebuah taman besar. Berdasarkan informasi yang saya peroleh, di taman tersebut ada beberapa orang yang sengaja melempar makanan burung di depan kita, sehingga burung banyak yang berkerumun. Setelahnya mereka akan meminta uang pengganti makanan tersebut kepada kita, walaupun kita tidak meminta mereka untuk menyebar makanan burung tersebut. Cara kami untuk menghindarinya adalah tidak melewati taman tersebut. Kami memilih berjalan di trotoar seberang jalan taman.

3. Setelah sampai di Grand Palace, cari pintu utama yang posisinya ada di ujung kanan dari pertigaan jalan setelah taman tadi. Bila kita salah pintu, kemungkinan besar kita akan terkena scam. ada orang yang berdiri di dekat pintu yang BUKAN utama tersebut, dan pintu itu tertutup. Orang tersebut akan mengatakan bahwa Grand Palace belum buka, dan anda akan ditawarkan untuk mengambil paket kunjungan ke beberapa kuil (Wat) kecil di Bangkok menggunakan tuk tuk. Harga yang mereka tawarkan cenderung Continue reading

Khaosan Road di malam hari

Setiba di stasiun Hualamphong senja hari, kami kembali ke Train Inn untuk mengambil tas yang sebelumnya kami titipkan di sana. Nah kebingungan dimulai. Sebenarnya rencana kami adalah menuju ke daerah Khaosan, pusatnya backpacker berkumpul di Bangkok. Namun sebelumnya, kami harus ke Sai Tai Mai, terminal bus selatan Bangkok untuk membeli tiket yang akan membawa kami ke Krabi esok hari. Namun kami tidak punya petunjuk harus naik kendaraan apa untuk ke sana, dan juga berapa jauh jarak ke sana, termasuk apakah tiket untuk tujuan esok hari masih tersedia atau tidak. Oya sebagai pemberitahuan saja, ketika itu Thailand bagian selatan belum lama dihantam badai besar, sehingga kereta api tujuan selatan Bangkok berhenti beroperasi karena terendam banjir. Alternatifnya hanya naik pesawat atau naik bus, karena jalan tol nya tidak terendam banjir. sehingga asumsi saya, turis ketika itu pasti akan banyak yang menggunakan moda transportasi bus.

New Joe Guest House, Khaosan

Ketidak jelasan cara memperoleh tiket ke Krabi itulah yang membuat kami sempat sedikit galau saat itu. Akhirnya diputuskan untuk membeli tiket bus via travel agent yang letaknya tidak jauh dari stasiun Hualamphong. Harga tiket bus swasta yang dijual di travel agent ini memang lebih mahal bila dibandingkan dengan membeli tiket bus milik pemerintah di Sai Tai Mai (800 B : 600 B). Karena pertimbangan kepraktisan, dan jaminan memperoleh tiket bus, akhirnya kami putuskan untuk membeli via agent tersebut, keputusan yang akhirnya kami sesalkan kemudian. Kami juga menitipkan tas di travel agent ini, jadi ga perlu bawa tas banyak ke Khaosan.

Sebagai catatan, bus antar kota milik pemerintah di Thailand lebih direkomendasikan oleh banyak turis, karena memiliki standar pelayanan yang bagus, dan jauh dari ancaman scam.

Dari Hualamphong, kami menyewa tuk tuk menuju Khaosan. Setiba di Khaosan kami sempat bingung mencari New Joe Guest House, hostel yang sebelumnya sudah kami booking online. cukup lama kami berputar-putar mencari hostel ini, karena banyak gang kecil (Soi) di daerah Khaosan tersebut dan modelnya mirip-mirip semua. Singkat cerita kami menemukan hostel ini di ujung gang buntu.. luar biasa. Kamar yang kami Continue reading

Glassy Suvarnabhumi

Pesawat “singa mlumpat” yang kami tumpangi berhasil mendarat di Suvarnabhumi Airport sekitar jam 7.30 malem. Setelah bermimpi-mimpi, akhirnya kami sukses menginjakkan kaki di Bangkok. Mungkin kami bukan orang pertama yang terkagum-kagum dengan keindahan arsitektur bandara Suvarnabhumi. Lengkungan besi baja yang kokoh berpadu dengan kaca, ditambah efek pencahayaan yang cantik. Setelah keluar dari garbarata, kami tidak langsung ke bagian imigrasi. Kami sempatkan untuk berfoto sejenak di setiap latar yang kami anggap menarik. Puas foto-foto, kami lanjut menuju gate imigrasi. Malam itu sebenarnya tidak terlalu banyak penumpang yang ngantri di bagian imigrasi, cuma dasarnya petugas imigrasinya aja yang lelet, jadi membuat kami tertatahan di antrian cukup lama. Beda banget deh sama petugas imigrasi di Changi yang sigap dan gesit melayani penumpang yang datang/pergi.

Continue reading