Archive for February, 2010


Pengalaman Pertama (2nd Day)

 

Phi Phi Leh

Lanjutan dari tulisan sebelumnya “Pengalaman Pertama (1st Day)”

Paginya kami berangkat cukup gasik untuk bisa mengejar jadwal ferry ke Phi Phi Island. Perjalanan sekitar 40 menit dari hotel sampai ke dermaga. Ternyata sampai sana kami termasuk yang datang awal, jadi bisa memilih spot menarik di ferry untuk foto-foto. Ferry-nya sendiri berbeda dengan yang ada di Indonesia. Ukurannya lebih kecil, tidak bisa mengangkut kendaraan dan terdiri dari tiga lantai. Kami awalnya ingin duduk di bagian luar ferry saja sembari menikmati deburan ombak selama perjalanan. Namun karena tempat duduk di dalam lebih nyaman dan ber-AC, akhirnya kami memilih duduk di dalam. Benar saja, ternyata selama perjalanan ke Phi Phi Island sekitar 1,5 jam, anginnya cukup kencang, sehingga orang-orang yang duduk di luar kebasahan semua terkena “cipratan” ombak hehe.

Ternyata penumpang ferry ini sungguh beragam, banyak orang bule Eropa dengan bahasa yang tidak kami mengerti. Ada juga orang Asia Timur yang tampaknya dari Hong Kong, Taipei, Cina Daratan dan sekitarnya. Ada juga orang Asia Selatan dengan wajah seperti orang India. Dan tentunya selain kami, ternyata ada juga grup orang Indonesia sekitar 4 orang suami istri. Jadi bisa dibayangkan kuping saya mendengar orang dari berbagai penjuru dunia ngobrol dengan bahasanya masing-masing. Lucu, aneh dan seru juga.. tapi ya tetep roaming. Continue reading

Phi Phi Don

Pengalaman pertama.. Bagi saya dan mungkin kebanyakan orang lainnya, seolah selalu penuh dengan sensasi. Sebuah perasaan senang, tidak sabar, deg-degan, takut, dan ragu-ragu yang saling beradu di dalam hati. Begitu pula dalam kisah saya berikut tentang pengalaman pertama ketika kartu identitas yang biasanya menggunakan KTP, beralih menjadi Pasport untuk sementara waktu. Ya.. inilah pengalaman pertama saya ke luar negeri. Yippiee…

Maaf kalo agak lebay bin norak. Mungkin bagi beberapa orang Indonesia, pergi ke luar negeri bukanlah hal yang istimewa. Dengan income yang nyaris unlimited, mereka bisa dengan mudah keliling dunia. Atau mungkin bagi orang-orang yang sangat pintar dan beruntung sehingga mereka bisa pergi ke luar negeri karena mendapatkan beasiswa atau tugas ke luar negeri dari kantor. Bisa juga karena menjadi TKI, sehingga harus meninggalkan Indonesia demi kepulan asap dapur di kampung tetap terjaga.

Terima kasih buat Air Asia yang membawa kami ke Phuket dengan “Murah”

Kondisi di atas sayangnya masih menjadi mimpi dan angan-angan belaka bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Boro-boro pergi ke luar negeri, untuk memikirkan hidup sehari-hari saja masih kelabakan. Akhirnya perjuangan menabung serupiah demi rupiah, selama bertahun-tahun untuk mewujudkan impian jalan-jalan ke luar negeri terwujud sudah. Walupun tidak jauh, namun perjalanan selama 4 hari di Phuket, tentu patut disyukuri.

Perjuangan tidaklah mulus. Saya bersama adik dan bapak harus segera membuat pasport agar bisa segera digunakan untuk mem-booking tiket pesawat murah. Ibu cukup santai karena sudah punya pasport sebagai hasil dari beberapa kali penugasan ke luar negeri dari kantornya. Singkat cerita semua persiapan sudah dilakukan. Seperti biasa,sindrom pra jalan-jalan kumat. Semakin mendekati hari H, perasaan deg-degan dan tidak sabar bercampur menjadi satu. Kuatir akan kehidupan di sana yang mungkin cukup berbeda dengan di Indonesia. Continue reading